Jumat, 04 Desember 2020

AKSI NYATA MODUL 1.3 : VISI GURU PENGGERAK

                                                           AKSI NYATA MODUL 1.3

VISI GURU PENGGERAK

 

“Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu.” Demikian filosofi pendidikan yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara. Dewasa ini dunia mengalami perubahan yang ekstrem dan begitu cepat sehingga mampu mempengaruhi berbagai sendi kehidupan baik perilaku individu, struktur sosial maupun praktek berorganisasi. Derasnya rutinitas dunia membuat banyak orang lupa akan makna, atau apa yang dunia harapkan. Harapan itu bagaikan bahan bakar untuk tetap berputarnya dunia seorang manusia. Manusia yang berpengharapan berpeluang mencapai lebih banyak kesuksesan ketimbang mereka yang tidak berpengharapan.

 Ketika kita menjalankan peran sebagai guru, sering kita temukan aneka persoalan yang muncul di kelas kita. Murid-murid dari berbagai latar belakang budaya, berbeda gaya belajar dan berbeda karakter. Bagi murid yang memiliki pengharapan tinggi dapat mengonseptualisasikan tujuan mereka dengan jelas, sedangkan murid yang memiliki pengharapan rendah lebih ragu-ragu dan tidak jelas akan tujuan mereka. Murid dengan pengharapan tinggi menentukan tujuan mereka berdasarkan kinerja mereka sebelumnya. Mereka memasang target belajar dan standar kinerja yang sedikit lebih tinggi dari apa yang dapat mereka capai, karena mereka dapat menyelaraskan diri dengan tujuan mereka sendiri dan mengendalikan bagaimana mereka akan mencapainya. Murid seperti itu termotivasi secara intrinsik dan berkinerja baik secara akademis (Snyder et.al., 2002, p.824). Mereka adalah murid merdeka

Berdasarkan tantangan tersebut diatas, Guru dipacu untuk mengemas proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid dan mendesain lingkungan belajar yang memungkinkan tumbuhnya murid merdeka yang memiliki kemandirian dan motivasi intrinsik yang tinggi. Untuk itu maka Guru perlu terus berlatih meningkatkan kapasitas dirinya dalam memvisualisasikan harapan, menggandeng semua Pemangku kepentingan seperti Pimpinan Sekolah, sesama guru, murid, pegawai/karyawan sekolah, orang tua dan pihak eksternal sekolah serta mengubahnya menjadi harapan bersama. Harapan bersama itulah yang disebut visi bersama yaitu untuk masa depan murid dan masa depan Bangsa Indonesia.

“Visi Guru Penggerak : Mengelola Perubahan dan Lingkungan yang Positif” disekolah dapat diwujudkan dengan menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA). Melalui pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA), semua kekuatan dan potensi positif Pemangku Kepentingan yang ada di dalam dan diluar sekolah dapat diselaraskan sebagai kekuatan bersama dengan tujuan yaitu untuk mengatasi kelemahan, sehingga kelemahan tersebut menjadi tidak relevan. Guru sebagai Pamong dapat menggunakan Inkuiri Apresiatif (IA) untuk menggali dan memunculkan inti positif yang dimiliki setiap murid untuk dikembangkan menjadi kekuatan sesuai kodrat yang dimiliki dan untuk mengatasi kelemahan murid itu sendiri. Setiap murid diberi kesempatan untuk terlibat dalam proses pembelajaran agar potensi positifnya muncul. Untuk itu maka kami dalam Komunitas Belajar Guru Merdeka merancang aksi nyata yaitu menjalankan proses belajar di kelas yang berorientasi pada anak dan mendukung merdeka belajar siswa di kelas.Kami juga melakukan kolaborasi dengan orang tua untuk mengatasi kesulitan belajar anak. 

                        Foto : Kegiatan Belajar yang menggali dan menumbuhkan potensi siswa

(murid diberi kesempatan untuk mengajar di depan kelas dan mengekspresikan pengetahuannya)

 Aksi Nyata diatas kami lakukan bersama Komunitas Belajar Guru Merdeka Syuradikara berdasarkan hasil refleksi tanggal 23 oktober 2020. Saat itu kami sepakat untuk melakukan uji coba pembelajaran yang berpusat pada anak sesuai visi Merdeka belajar di kelas masing-masing mulai tanggal 26 Oktober 2020 dan seterusnya. Tanggal 6 November 2020 kami bertemu lagi secara virtual melalui Google meet yang dihadiri Kepala Sekolah di Sesi belajar 2 untuk berdiskusi membahas temuan-temuan selama uji coba merdeka belajar di kelas masing-masing. Berdasarkan hasil diskusi, kami bersama Kepala Sekolah sepakat untuk melakukan aksi nyata yang ke 3 yaitu mendesain ulang rencana pembelajaran atau mengubah teaching scenario agar lebih adaptif lagi dengan konsep merdeka belajar dan jadwal tatap muka terbatas bersama murid di tengah pandemi covid 19. Untuk itu maka pada tanggal 13 November 2020 kami adakan kembali sesi belajar 3 yang membahas lebih dalam lagi tentang implementasi merdeka belajar di kelas, pembelajaran bermakna, desain teaching scenario dan kaitannya dengan AKM (Assesmen Kompetensi Minimal). Berdasarkan hasil diskusi , disepakati untuk menggunakan teaching scenario pembelajaran aktif dan bermakna menggunakan model PBL (Problem Based Learning), Project Based Learning dan Discovery/inquiry dengan metode yang lebih bervariasi. Assesmen yang disepakati bersifat holistik dan divergen sesuai kebutuhan dan bakat/minat para murid. 


Foto :  Aktivitas murid mendemonstrasikan pengetahuan yang baru diperolehnya di depan kelas

Hasil dari Aksi Nyata yang dilakukan adalah bahwa murid merasa senang karena diberi kesempatan dan ruang untuk mengekspresikan ilmu yang diperolehnya. Teman-teman guru dalam komunitas belajar sudah mulai mengubah pola pikir dan tindakan mereka dalam pembelajaran di kelas yang mulai memberikan ruang gerak kepada murid untuk terlibat dalam proses pembelajaran mereka dan komunikasi dengan orang tua terkait perkembangan belajar murid lebih intensif lagi.

Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan aksi nyata yang saya lakukan adalah bahwa Guru adalah Pamong/ fasilitator yang mendorong tumbuh kembang potensi positif siswa dalam belajar sebagai kekuatan dan pembentukkan karakter baik mereka. Disamping itu seorang Guru Penggerak harus mampu menjadi pemimpin pembelajaran yang berorientasi pada anak didik dan juga mampu menumbuhkan motivasi intrinsik dalam diri anak didik untuk menjadi murid merdeka dan pembelajar sepanjang hayat. Sementara ini saya belum mengalami kegagalan dalam aksi nyata yang saya lakukan.

Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang adalah mengoptimalkan proses pembelajaran di kelas agar selalu menyenangkan murid dan murid selalu diberi ruang untuk terlibat dalam proses pembelajaran di kelas untuk meningkatkan potensi bernalar kritis dan kreatifitas mereka. Disamping itu saya akan terus menginisiasi kolaborasi antara berbagai Pemangku Kepentingan di sekolah untuk menyelaraskan kekuatan bersama untuk mencapai visi mengelola perubahan dan membentuk lingkungan belajar dan budaya yang positif di sekolah.

TERIMA KASIH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar