Tak bisa dipungkiri bahwa sistem layanan pendidikan di Indonesia saat ini masih bersifat massal dan klasikal. Akibatnya tidak semua murid yang beragam latar belakang, kesiapan belajar (cepat-lambat, konkret-abstrak, sederhana-kompleks, mandiri-bantuan), bakat/minat dan profil belajar (gaya belajar kecerdasan,dll) di dalam kelas tersebut bisa mendapatkan layanan belajar sesuai kebutuhan mereka. Pembelajaran Berdiferensiasi merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi kelemahan sistem layanan pendidikan yang bersifat massal dan klasikal. Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar murid secara individu sesuai kodrat alam dan kodrat zaman mereka. Hal ini selaras dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara. Dengan menerapkan Pembelajaran Berdiferensiasi, maka kebutuhan belajar murid secara individu dapat terpenuhi sehingga setiap murid mampu mencapai hasil belajar yang optimal.
Carol Ann Tomlinson mengatakan bahwa diferensiasi berarti memberi siswa banyak pilihan untuk menerima informasi (1999). Pengajaran yang berdiferensiasi berarti mengamati dan memahami perbedaan dan persamaan di antara siswa dan menggunakan informasi ini untuk merencanakan pengajaran . Untuk lebih memahami konsep pembelajaran berdiferensiasi, Tomlinson (2000) menyatakan ada 4 karakteristik utama pembelajaran berdiferensiasi yang efektif, yaitu:
1. Pembelajaran merupakan konsep dan prinsip memberikan dorongan.
2. Penilaian berkelanjutan terhadap kesiapan dan perkembangan belajar siswa dipadukan ke dalam kurikulum.
3. Digunakan pengelompokan secara fleksibel dan konsisten.
4. Siswa secara aktif bereksplorasi di bawah bimbingan dan arahan guru.
Berdasarkan karakteristik pembelajaran berdiferensiasi diatas, maka pembelajaran literasi hendaknya dilaksanakan berdasarkan kondisi awal siswa, bukan berdasarkan apa yang harus dicapai siswa. Pembelajaran Berdiferensiasi dapat diterapkan di dalam kelas dengan menggunakan 3 Strategi yaitu :
1. Diferensiasi Konten : merujuk pada strategi membedakan pengorganisasian dan format penyampaian konten. Konten adalah materi pengetahuan, konsep dan ketrampilan yang dipelajari murid berdasarkan kurikulum. Contoh : Pemadatan materi, studi intra disipliner, kajian mendalam.
2. Diferensiasi Proses : merujuk pada strategi membedakan proses yang harus dijalani oleh murid yang dapat memungkinkan mereka untuk berlatih dan memahami isi/konten materi. Contoh : mengembangkan kecakapan berpikir, hubungan dalam dan lintas disiplin, studi mandiri. Cara mendiferensiasi proses dapat dilaksanakan dengan melakukan kegiatan berjenjang, menggunakan pertanyaan pemandu/tantangan di sudut-sudut minat, guru membuat agenda individual murid yang berisi daftar kerja umum dan daftar kerja individual, memvariasikan lama waktu bagi murid untuk menyelesaikan tugas, mengembangkan kegiatan bervariasi yang mengakomodasi gaya belajar murid , menggunakan pembagian kelompok yang fleksibel sesuai kesiapan, kemampuan dan minat murid serta melakukan teknik scaffolding bagi murid yang lambat dalam belajar.
3. Diferensiasi Produk : merujuk pada strategi memodifikasi produk hasil belajar murid, hasil latihan, penerapan dan pengembangan apa yang telah dipelajari. Contoh : Hasil kerja murid dibuat bervariasi (tulisan/karangan, hasil test, pertunjukan, presentasi, Pidato, rekaman audio, video, Diagram, Infografis, peta konsep,dll) sesuai bakat dan minatnya. Cara mendiferensiasi produk dapat dilaksanakan dengan memberikan tantangan/keragaman/variasi, memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.
Untuk memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mereka mencapai hasil belajar yang optimal, maka penting sekali bagi guru untuk menerapkan langkah-langkah dalam merancang sebuah pembelajaran yang berdiferensiasi yaitu :
1. Menetapkan Tujuan Pembelajaran : pahami kompetensi dasar dan standar yang akan dicapai
2. Memetakan Kebutuhan Belajar Murid : .Minat, Kesiapan belajar dan Profil Belajar
3. Menentukan Strategi dan Alat Penilaian yang akan digunakan.
4. Menentukan Kegiatan Pembelajaran : konten, proses dan produk
Dalam merencanakan pembelajaran berdiferensiasi, guru harus memahami secara mendalam tentang muridnya, baik dalam hal kesiapan belajar, minat, maupun gaya atau profil belajarnya. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru dalam mengembangkan pembelajaran berdiferensiasi sebagai berikut:
1. Berpusat pada siswa :
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajarn yang berpusat pada siswa. Artinya, pembelajaran direncanakan dengan cermat dan strategis dengan berdasar pada upaya memahami siswa secara utuh, serta menempatkan gaya, intelegensi, kemampuan awal, dan berbagai cara belajar siswa sebagai dasar pelaksanaan pembelajaran.
2. Berpusat pada kurikulum
Pembelajaran berdiferensiasi tidak mengubah konsep dan tujuan kurikulum. Pembelajaran ini lebih menekankan kreativitas dalam menyelaraskan perangkat pembelajaran.
3. Diferensiasi materi pembelajaran
Diferensiasi materi pembelajaran berarti materi pembelajaran yang diberikan tidak bersifat sama rata untuk semua siswa. Oleh sebab itu, guru harus mampu menyeleksi materi pembelajaran sesuai dengan minat, pengetahuan awal, dan gaya belajar siswa. Upaya mendiferensiasi materi pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara berikut :
Ø Menggunakan teks bacaan yang beragam dengan level keterbacaan yang bervariasi.
Ø Menyediakan waktu untuk berbicara secara akuntabel.
Ø Mengizinkan siswa untuk mengunjukkerjakan berbagai jenis kemampuan belajar.
Ø Melakukan pembelajaran remidial jika diperlukan.
Ø Memberikan lebih banyak waktu bagi siswa untuk berpikir ketika mempelajari sesuatu.
Ø Menggunakan peta konsep selama pembelajaran.
Ø Mengizinkan siswa menggunakan bahasa pertamanya untuk meningkatkan kemampuan berpikirnya.
Ø Membimbing siswa agar mereka mampu mendalami suatu topik.
Ø Memulai dan mendesain pembelajaran berdasarkan apa yang ingin siswa ketahui.
Ø Menargetkan beragam gaya belajar dan multipelintelegensi.
Ø Mengembangkan tugas dalam beberapa tingkat kesukaran, tetapi tetap memiliki satu tujuan yang sama.
Ø Mengelompokan siswa dengan berbagai cara.
Ø Menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi.
Ø Menciptakan siswa ahli di dalam kelas.
Ø Menggunakan banyak tugas untuk beberapa siswa dan membiarkan proses belajar tetap terbuka untuk beberapa siswa lain.
Ø Mengizinkan siswa untuk menciptakan tugasnya sendiri.
Ø Menggunakan berbagai cara yang dapat digunakan siswa untuk mendemonstrasikan aktivitas belajarnya.
Ø Menciptakan tugas yang kaya dan sifatnya berlapis.
Dalam rangka menciptakan produk yang berdiferensiasi, berikut beberapa cara yang bisa digunakan:
Ø Menggunakan tugas dan materi yang bersifat multilevel.
Ø Menciptakan dan menggunakan rubrik untuk menilai pembelajaran.
Ø Memotong tugas ke dalam beberapa komponen tahapan belajar, serta menggunakan pembelajaran mini agar siswa dapat berbagi ide untuk tiap-tiap komponen tahapan belajar.
Ø Mengizinkan siswa menggunakan berbagai cara untuk mendemonstrasikan capaian belajarnya.
Ø Memasangkan siswa dengan siswa lain.
Ø Mengijinkan siswa untuknenentukan dan menciptakan sendiri kegiatan investigasinya.
Ø Menyediakan keesempatan bagi siswa untuk menyelesaikan tugas secara mandiri ataupun dalam kelompok kecil.
Ø Menyediakan tugas yang beragam, namun tetap memiliki kesamaan target akhir.
Ø Menggunakan kecerdasan majemuk yang dimiliki siswa.
Strategi jitu untuk memahami murid dan memetakan profilnya adalah dengan melakukan komunikasi. Sesederhana berbincang santai mengenai hobi, aktivitas dan kondisi mereka sehari-hari. Esensi dari pembelajaran berdiferensiasi adalah empati. Ketika guru bisa memahami murid dengan empati dan berusaha mempertimbangkan metode pengajaran berdasarkan kondisi murid yang berbeda-beda, maka guru sudah melakukan diferensiasi.
TERIMA KASIH