Senin, 23 November 2020

AKSI NYATA GURU PENGGERAK MODUL 1.1. FILOSOFI PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA DI SMAK SYURADIKARA ENDE

      SMA Swasta Katolik Syuradikara adalah salah satu sekolah favorit di Kabupaten Ende-Propinsi Nusa Tenggara Timur. Sekolah ini didirikan pada tanggal 1 September 1953 oleh Biarawan Katolik Serikat Sabda Allah (SVD). Sebagai salah satu lembaga pendidikan Katolik tingkat menengah atas, SMAK Syuradikara Ende didirikan dengan mengusung Visi Pencipta Pahlawan Utama. Sejak awal didirikan sekolah ini dikonsepkan sebagai “Taman Pencipta Pahlawan Utama.” yang nantinya akan menjadi Pemimpin di masa depan.

 

Foto SMAK Syuradikara Ende

      Selama 67 tahun SMAK Syuradikara Ende melaksanakan proses belajar dan mengajar dan telah menghasilkan banyak alumnus hebat dan menjadi Pemimpin yang tersebar di seluruh tanah air dan bahkan dunia. Selain itu tidak sedikit Alumnus Syuradikara memilih jalan Tuhan menjadi Biarawan/Biawawati Katolik Pemimpin umat dan gereja. Seiring dengan kodrat zaman, dengan sendirinya sekolah ini ditantang untuk terus beradaptasi terhadap perubahan di era globalisasi saat ini (Revolusi 4.0) yang membutuhkan profil lulusan yang memiliki ketrampilan abad 21. Tentu saja hal ini tidak terlepas dari kebutuhan akan kerjasama seluruh komponen penting di dalam lembaga ini seperti Yayasan, Pimpinan Sekolah, Guru ,Orang Tua dan para murid untuk bergerak bersama melakukan transformasi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan kodrat alam dan kodrat zaman, jika kita selaraskan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara.

      Sebagai salah satu Guru yang mengajar di SMAK Syuradikara Ende, yang saat ini sedang mengikuti Program pendidikan Guru Penggerak selama 9 bulan sangat tertantang untuk mampu menjadi Agen Transformasi pendidikan Merdeka Belajar yang digagas oleh Mas Mentri Nadiem Makarim beserta seluruh jajarannya di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk itu maka saya merancang aksi nyata sebagai tahap awal bergerak di sekolah yaitu membangun kesepakatan dengan Pimpinan Sekolah dan teman sejawat untuk menerapkan merdeka belajar di sekolah /kelas, membentuk Komunitas Belajar Guru Merdeka bersama teman sejawat untuk belajar bersama dan berkolaborasi mengembangkan model pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan konsep merdeka belajar dan mendesain ulang rencana pembelajaran di kelas yang menyenangkan dan lebih berpihak pada murid.

 


Foto : Rapat Guru untuk Sosialisasi Program Guru Penggerak

Aksi Nyata diatas telah saya lakukan sejak menerima berita hasil seleksi Calon Guru Penggerak tanggal 5 Oktober, dimana saat itu saya laporkan kepada Kepala Sekolah bahwa saya telah lolos seleksi dan membuat kesepakatan bersama untuk menjalankan merdeka belajar di sekolah/kelas. Setelah itu Pimpinan Sekolah mengadakan Rapat Guru untuk melakukan sosialisasi tentang Program Guru Penggerak untuk menyamakan persepsi. Sejak saat itu saya mendapat dukungan penuh dari Kepala Sekolah untuk menjalankan 2 aksi nyata lainnya yaitu membentuk Komunitas Belajar Guru Merdeka yang terdiri dari 6 orang guru untuk belajar bersama menjadi pioner merdeka belajar di sekolah. Aktivitas Komunitas belajar kami ini dimulai pada tanggal 20 Oktober 2020 berupa pertemuan awal untuk membuat kesepakatan belajar . Selanjutnya tanggal 23 Oktober 2020 kami mulai Sesi belajar 1 yang diisi dengan Refleksi diri guru untuk menyampaikan 3 Harapan dan 3 kekhawatiran terkait diri sendiri sebagai guru dan sekolah sebagai tempat mengabdi. Berdasarkan hasil refleksi , kami sepakat untuk melakukan uji coba Merdeka belajar di kelas masing-masing mulai tanggal 26 Oktober 2020 dan seterusnya. Tanggal  6 November 2020 kami bertemu lagi secara virtual melalui Google meet yang dihadiri Kepala Sekolah di Sesi belajar 2 untuk berdiskusi membahas temuan-temuan selama uji coba merdeka belajar di kelas masing-masing. Berdasarkan hasil diskusi, kami bersama Kepala Sekolah sepakat untuk melakukan aksi nyata yang ke 3 yaitu mendesain ulang rencana pembelajaran atau mengubah teaching scenario agar lebih adaptif lagi dengan konsep merdeka belajar dan jadwal tatap muka terbatas bersama murid di tengah pandemi covid 19. Untuk itu maka pada tanggal 13 November 2020 kami adakan kembali sesi belajar 3 yang membahas lebih dalam lagi tentang implementasi merdeka belajar di kelas, pembelajaran bermakna, desain teaching scenario dan kaitannya dengan AKM (Assesmen Kompetensi Minimal). Berdasarkan hasil diskusi , disepakati untuk menggunakan teaching scenario pembelajaran aktif dan bermakna menggunakan model PBL (Problem Based Learning), Project Based Learning dan Discovery/inquiry dengan metode yang lebih bervariasi. Assesmen yang disepakati bersifat holistik dan divergen sesuai kebutuhan dan bakat/minat para murid.

 

 


Foto : Aktivitas Refleksi di Komunitas Belajar Guru Merdeka SMAK Syuradikara Ende

 

Hasil dari Aksi Nyata yang dilakukan adalah saya mendapatkan dukungan penuh dari Kepala Sekolah dan teman sejawat. Implementasi Merdeka belajar di sekolah mulai berjalan, komunitas belajar guru merdeka terbentuk dan aktif melakukan perbaikan proses pembelajaran yang lebih berpihak pada siswa sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara dan 6 orang guru bersama saya mulai mengubah teaching scenario pembelajaran kami di kelas agar para murid mendapatkan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan.

 


Foto : Aktivitas Belajar di Kelas Merdeka

(Murid diberi ruang untuk terlibat dalam pembelajaran di kelas)

Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan aksi nyata yang saya lakukan adalah bahwa untuk menjadi seorang Guru Penggerak, tidak cukup hanya mampu mengembangkan diri, tetapi juga memiliki kewajiban untuk mengembangkan orang lain. Disamping itu seorang Guru Penggerak harus mampu menjadi pemimpin pembelajaran yang berorientasi pada anak didik dan juga mampu menumbuhkan motivasi intrinsik dalam diri anak didik untuk menjadi murid merdeka dan pembelajar sepanjang hayat. Sementara ini saya belum mengalami kegagalan dalam aksi nyata yang saya lakukan.

Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang adalah mengoptimalkan Komunitas belajar Guru Merdeka di sekolah agar menjadi pioner gerakan merdeka belajar di sekolah dan sekaligus mendampingi guru lain untuk melakukan perubahan dan bergerak bersama melaksanakan merdeka belajar di sekolah dan kelas masing-masing.


TERIMA KASIH